Bersikap Ketika Lailatul Qadr Tiba


Bulan ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa dan dimuliakan oleh Allah SWT untuk para makhlukNya. Di bulan ini ditinggikanlah derajat bagi orang-orang yang bertakwa dan beramal sholeh. Di bulan ini pun dipenuhilah oleh Allah dengan rahmat dan berkahNya yang melimpah, diturunkannya para malaikat dan ruh (jibril) dengan izinNya untuk mengamini do’a dan panjatan hamba Allah yang bermunajat pada malam 1000 bulanNya, yaitu Malam Lailatul Qadr sebagai malam yang sangat mulia dan jauh lebih baik daripada malam-malam biasa selama 1000 bulan lamanya.

1. Pengertian lailatul qadr dari segi Etimologi/Bahasa

Adapun arti dari lailatul qadr sendiri adalah hasil dari 2 kata yang berbeda, lailah dan qadr
-Lailah = Penggat waktu dari tenggelamnya matahari sampai terbitnya fajar
-Qadr = Qadr memiliki banyak makna, salah satunya adalah kemuliaan dan ketenangan
Ada perbedaan pendapat dari para ulama tentang maksud disandarkannya Qadr pada kata Lailah, antara lain;
a. Ta'dzim dan tasyrif, artinya malam yang sangat mulia 
karna malam itu adalah malam turunnya Al Qur’an dan para Malaikat, atau karna malam itu adalah malam yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan dari Allah SWT, atau karna barang siapa yang menghidupkan malam itu dengan dzikir dan istighfar maka ia akan mendapatkan kemuliaan.
b. Tadhyiq, artinya malam yang tidak diketahui waktunya
c. Dinamakan lailatul qadr karna malam itu akan menentukan apa yang akan terjadi di tahun itu dan tahun yang akan datang dari seluruh kebaikan dan musibah.

2. Kemuliaan/kelebihan Lailatul qadr

Fuqoha berpendapat bahwa lailatul qadr adalah malam yang paling mulia dan amal sholeh yang dikerjakan pada malam itu lebih baik dari amal sholeh yang dikerjakan selama 1000 bulan di malam-malam biasa. (لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٌ۬ مِّنۡ أَلۡفِ شَہۡرٍ۬) dan juga pada malam itu turunlah para malaikat dan ruh (jibril) dengan izin Allah dari setiap langit dan sidrotul muntaha, mereka turun ke bumi dan mengamini doa manusia yang berdoa dan bermunajat pada malam itu sampai terbit fajar, dan juga malaikat turun dengan rahmat Allah dan membawa urusan yang telah ditentukan qadha dan qadarnya oleh Allah untuk tahun itu dan tahun mendatang.

Kelebihan lainnya adalah, semua yang ada pada malam itu berupa keselamatan dan kebaikan, tak ada keburukan di dalamnya sampai terbitnya fajar. (سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ)

3. Menghidupkan malam lailatul qadr

Para fuqoha/ulama fiqh bersepakat bahwa disunnahkan untuk menghidupkan malam lailatul qadr, artinya adalah mengisi malam itu dengan sholat, membaca al quran, dzikir, do’a dan amalan sholeh lainnya. Sebagaimana riwayat Aisyah bahwa Rasulullah SAW jika telah memasuki  10 malam terakhir bulan ramadhan maka beliau menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya. 
 عن عائشة رضي الله عنها أنّ النّبيّ صلّى الله عليه وسلم كان إذا دخل العشر أحيا الليل و أيقظ أهله وشدّ المؤزّر (اخرجه البخاري)
 Dan disunnahkan pula supaya memperbanyak doa اللهمّ انّك عفو تحبّ العفو فاعفعنّى 
sebagaimana hadits dari Aisyah berkata
 عن عائشة قالت :"قلت يا رسول الله إن علمت اي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها؟ قال: قولي: اللهم إنّك عفوّ تحب العفوَ فاعفُ عنّي
Aisyah berkata :Wahai Rasulullah, jika aku mengetahui malam lailatul qadr apa yang sebaiknya aku katakan pada malam itu? Rasulullah menjawab: Katakanlah “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan suka mengampuni, maka ampunilah aku” 

4. Dikhususkan untuk umat Nabi Muhammad SAW

Jumhur fuqoha berpendapat bahwa malam lailatul qadr hanya dikhususkan untuk umat muhammadiyah atau pengikut Nabi Muhammad SAW dan tidak berlaku untuk umat-umat sebelumnya (Fathul bari jilid 4 halaman 263). Mereka menyandarkan pendapat ini dari riwayat Malik bin Anas.
Dan sebagian ulama lain berpendapat bahwa malam lailatul qadr juga berlaku untuk umat-umat yang terdahulu dan dalil mereka adalah hadits Abu Dzar.

5. Waktu lailatul qadr

Para fuqoha/ulama fiqh berbeda pendapat tentang kapan malam lailatul qadr itu tiba, 
Jumhur madzhab Hanafiyah berpendapat bahwa malam lailatul qadr terjadi di salah satu malam bulan ramadhan dan bukan di bulan2 lainnya
Sebagian ulama lain (termasuk di dalamnya Abdullah bin Mas’ud dan Imam Abu hanifah) berpendapat bahwa malam lailatul qadr terjadi di satu tahun seluruhnya, di bulan ramadhan atau di bulan selain ramadhan, pernyataan ini bersandar dari riwayat ibnu mas’ud من يقم الحول يصيب ليلة القدر

Adapaun para ulama yang berpendapat bahwa malam lailatul qadr terjadi pada salah satu malam di bulan ramadhan, mereka berbeda pendapat :

a. Pendapat yang shohih dan terkenal menurut jumhur fuqoha (Maliki, Syafi’I, Hambali, Auza’i, dan Abu Tsur) adalah Malam lailatul qadr terjadi pada 10 malam terakhir di bulan ramadhan. Karena banyaknya hadits yang menyebutkan terjadi di 10 hari terakhir bulan ramadhan dan pada tanggal-tanggal ganjil. Dan yang terkenal menurut Madzhab Maliki yaitu pada malam ke 27 bulan ramadhan. 

b. Menurut Thahthawy, sebagian besar mengatakan bahwa lailatul qadr  terjadi pada malam 27 ramadhan, dan ini adalah perkataan Ibnu Abbas dan beberapa orang dari sahabat Rasulullah SAW

c. Imam Nawawi berkata: Madzhab imam Syafi’I dan jumhur ulama dari kami mengatakan bahwa ia terjadi pada 10 malam terakhir bulan ramadhan dan tepatnya malam itu mubhamah alaina/ kita tidak mengetahuinya. Setiap malam pada 10 malam terakhir di bulan ramadhan memiliki kemungkinan jadi malam lailatul qadr, tapi malam-malam yang ganjil lebih berpeluang. Dan menurut Imam Syafi’i malam ke 21 lebih rojih/lebih utama.

d. Lailatul qadr terjadi pada malam hari pertama ramadhan, ini adalah perkataan Abu Rozin al Uqaili salah seorang shohabah Rasulllah yang bersandar pada perkataan Anas RA ليلة القدراول ليلة من رمضان

e. Pendapat lain mengatakan terjadi pada malam ke 17 ramadhan yang bersandar pada hadits Zaid bin Arqom yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi syaibah dan Thabrani

f. Terjadi pada 10 malam pertengahan bulan

g. Terjadi pada malam ke 19 bulan ramadhan.

Diantara banyaknya perbedaan yang ada dari kalangan ahlul ilmi, Allah sengaja menyamarkan malam lailatul qadr ini kepada umatnya supaya mereka berusaha untuk mendapatkannya. Sehingga hambaNya selalu memperbanyak ibadah kepadaNya. Ulama pun bersepakat agar barang siapa yang mengetahui kapan tibanya malam lailatul qadr dengan melihat tanda-tandanya lebih baik supaya menyembunyikannya dari orang lain. Salah satu hikmah tidak memberi tahu lailatul qadr adalah supaya tidak riya’ dan agar orang lain berusaha untuk mendapatkannya.
(CMIIW=Correct Me If I’m Wrong) 


Sumber: Mausu’ah Fiqhiyah al Kuwaitiyah

0 comments: