Syarat Menyampaikan Ilmu Kita Kepada Orang Lain


Pendahuluan

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan rahmat-Nya yang tak terkira jumlahnya. Penguasa alam semesta dan Pengatur segala isinya. Tak ada yang patut kita sembah selain Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW sang pembawa risalah akhir kenabian, yang diutus oleh Allah kepada seluruh umat tak terkecuali jin dan manusia, dan menjadi rahmat untuk semua penghuni alam semesta. Semoga kita selalu senantiasa bersholawat kepadanya dan mendapatkan syafaat darinya di akhirat kelak, Amin.

Kenapa saya menulis tentang "Pentingnya Amanat Keilmuan"?

Kita tau bahwa setiap kejadian yang terjadi, pasti ada sebab dibalik kejadian itu. Karna hukum sebab-akibat adalah hukum pasti yang tak terelakkan lagi. Sama halnya dengan kenapa saya tertarik untuk menulis tentang pentingnya sebuah amanat keilmuan.
Salah satu kewajiban kita sebagai muslim adalah berusaha taat kepada Allah dan RasulNya. Yaitu dengan menjalankan segala perintah Allah dan RasulNya serta menjauhi segala laranganNya. Salah satu yang harus kita kerjakan adalah menjaga amanat, baik amanat secara umum dalam agama atau amanat antar sesama manusia. Menjaga amanat merupakan salah satu tugas yang amat berat bagi orang yang tidak mengetahui keutamaannya dan hukuman bagi yang mengabaikannya.

Ibnul Mubarak mengatakan "Laula al-isnaad, la qoola man syaa'a wa maa syaa'a" yang artinya adalah, jika tanpa Isnad, maka siapapun akan mengatakan apa saja yang ia kehendaki. Artinya, Isnad merupakan bagian dalam tubuh agama. Agama islam ini berpindah dan bergulir turun-temurun dengan cara penyampaian yang terpercaya. Diikat oleh isnad yang kuat, sehingga eksistensinya selalu terjaga. Kaitan antara isnad atau penyampaian ilmu dari satu ke yang lainnya amat erat dengan menjaga amanat. Karna, jika seseorang mengabarkan berita atau ilmu tanpa memperhatikan amanat kebenaran kabar itu, atau dengan berbohong dengan ditambah-tambahkan beritanya atau dikurangi beritanya, maka ia termasuk orang yang tidak amanah dalam menyampaikan berita atau ilmu.

Bahkan Imam Muslim menyebutkan perkataan dari Ibnu Sirin dalam muqoddimah shohihnya mengatakan "Sammuu lanaa rijaalakum". Artinya bahwa beliau saking hati-hatinya menerima riwayat sebuah hadits, mensyaratkan supaya sang pembawa berita benar2 jelas identitasnya, apakah ia termasuk orang yang sering berdusta atau tidak. Karna hal itu sangat penting dalam periwayatan.

Salah satu sisi pentingnya amanat keilmuan atau kabar yang kita sampaikan adalah, jika saja kabar atau ilmu itu salah atau keliru, maka yang akan terjadi adalah penjerumusan yang akhirnya akan berujung pada pertentangan faham. Banyak terjadi pertikaian, pembunuhan, bahkan peperangan lantaran kesalahfahaman berita atau semacamnya. Kekeliruan itu terjadi karna tidak jelinya menerima dan memahami berita yang didapat, darimanakah ia, siapa yang menyampaikannya, terpercayakah pemberitanya dan lain sebagainya. Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut diperhatikan ketika menerima berita atau ilmu apapun, inshaAllah apa yang kita dapatkan bisa dipercaya.

0 comments: